Dua lagi ditangkap karena menikam seorang anak di bawah umur di sebuah sekolah di Carabanchel untuk mencuri sepatunya

Ketiganya sudah ditangkap. Sehari setelah penikaman dan penangkapan pertama, Kepolisian Nasional menangkap dua pemuda lainnya yang menikam seorang anak di bawah umur di gerbang sekolah Carabanchel untuk diduga mencuri sepatunya. Salah satunya adalah anak di bawah umur, seperti korban berusia 15 tahun, yang pergi ke pusat pendidikan yang sama dengan orang pertama yang dicegat Kamis ini oleh agen, seorang Honduras berusia 14 tahun. Penyelidikan yang dilakukan oleh Kelompok Anak Di Bawah Umur Polri (GRUME) masih berlangsung dan mencoba mengklarifikasi apakah ada di antara mereka yang tergabung dalam geng Latino.

Peristiwa itu terjadi Kamis ini, sekitar pukul 13, di depan pusat konser Vedruna, di jalan Espinar nomor 41. Ketiga penyerang tersebut diduga mendesak anak di bawah umur untuk memberikan sepatu tersebut, tetapi dia menolak. Tanggapan dari salah satu dari mereka adalah luka tusukan yang dalam di perut. Ketiganya kemudian melarikan diri dalam pelarian.

Toilet Samur-Civil Protection menunggu di tempat kejadian untuk anak di bawah umur, yang mengalami luka parah dengan pendarahan, menstabilkannya dan memindahkannya dalam kondisi serius ke rumah sakit Doce de Octubre. Di sana dia membutuhkan intervensi bedah dan sekarang dia akan pulih dengan memuaskan.

Polri, pada bagiannya, mengumpulkan bukti dan pernyataan di tempat kejadian. Seorang saksi telah menyatakan bahwa setidaknya salah satu penyerang adalah anggota atau terkait dengan Dominican Don't Play (DDP), sesuatu yang menunggu konfirmasi dari Brigade Informasi, yang juga bekerja sama dalam penyelidikan.

Sebuah "pengecualian", menurut sekolah

Manajemen sekolah Vedruna membingungkan identitas penyerang muda yang datang untuk mengikuti kelasnya. "Insiden itu merupakan penyerangan dengan pisau terhadap seorang siswa sekolah oleh beberapa anak muda, yang identitasnya masih belum kami konfirmasi secara resmi," katanya dalam sebuah pernyataan. “Dari pusat kami bekerja sama, dari awal, dengan agen, nasional dan lokal, untuk mengklarifikasi fakta dan mengadopsi langkah-langkah organisasi, pendidikan dan disipliner yang sesuai,” tambah mereka.

“Untungnya, jenis acara ini adalah pengecualian. Untuk itu kami mengirimkan pesan ketenangan dan meminta agar kita semua berkontribusi untuk melanjutkan aktivitas biasa secepat mungkin. Untuk memastikan dan mempertegas perlindungan terhadap komunitas pendidikan di masa mendatang, hingga situasi mereda, Polri menjamin kehadiran kami di pusat, di pintu masuk dan di pintu keluar”, tandasnya.